KhutbahJumat: di Bulan Haram Momentum Tinggalkan Perbuatan Zalim. Khutbah | Kamis, 9 Jun 2022; Khutbah Jumat: Pancasila dan Kebinekaan dalam Al-Qur'an Kumpulan Khutbah Jumat tentang Iman. Anatomi Radikalisme di Indonesia. Kumpulan Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah. Kumpulan Khutbah Jumat tentang Haji. Kisah para Ulama dan Wali Perempuan.
KhutbahJumat tentang Maulid sangat cocok dijadikan bahan materi khutbah jumat kali ini. Berikut ini referensi khutbah Jumat penuh makna di bulan Maulid atau Rabiul Awal tentang tiga peristiwa penting dikutip dari berbagai sumber. • Khutbah Jumat Bahasa Jawa Bulan Rabiul Awal 22 Oktober 2021. Khutbah harus terdiri dari :
Bulanlahirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menurut jumhur ulama. Tepatnya pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir rahimahullah dalam Sirah Nabawiyah. "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dilahirkan pada hari Senin, diangkat menjadi Nabi pada hari Senin, wafat pada hari Senin, keluar
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. SUARA MERDEKA JOGJA - Berikut merupakan contoh teks khutbah Sholat Jumat pada saat bulan Rabiul Akhir dengan menggunakan kata-kata yang menyentuh hati. Pada Jumat 11 November 2022 hari ini bertepatan dengan 16 Rabiul Akhir 1444 jika menggunakan perhitungan dalam kalender Hijriyah. Dalam bulan Rabiul Akhir yang masih dimasuki dalam setengah bulan tersebut terdapat sejumlah keutamaan yang dapat dilakukan oleh setiap umat Islam yang akan dapat dilakukan. Salah satu yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam adalah untuk melakukan atau memiliki sifat yang dermawan memberikan sejumlah rezeki yang dimiliki. Baca Juga Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat dengan Kata-kata Menyentuh Hati Tema Makna Hakikat Umur Panjang Untuk memberikan informasi mengenai keutamaan memiliki sifat dermawan atau membagikan sejumlah rezeki kepada orang yang membutuhkan tersebut dapat dilakukan di berbagai kesempatan. Kesempatan yang dapat digunakan adalah pada saat melaksanakan atau menyampaikan khutbah Sholat Jumat yang nantinya akan dapat dilafalkan oleh Khatib yang bertugas. Pasalnya salam salah satu kewajiban untuk disampaikan dalam kesempatan khutbah Jumat tersebut adalah pesan-pesan berupa kebaikan kepada setiap hadirin yang akan menegakkan ibadah tersebut. Namun demikian yang perlu diperhatikan pada saat menyampaikan khutbah Jumat tersebut adalah pemilihan kata yang dianjurkan dapat dilakukan dengan kata kata yang menyentuh hati. Baca Juga Contoh Khutbah Jumat 4 November 2022 Singkat yang Bagus dan Menyentuh Hati Tentang Kematian Bikin Terharu Untuk lebih lengkapnya, maka berikut merupakan contoh teks khutbah Jumat yang dapat digunakan sesuai dengan yang dikutip dari laman NU JATIM الْحمد للهِ اْلقَائِل ۨالَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُوْنَ مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابًا مُّهِيْنًاۚوالصلاةُ والسلامُ على النَّبِيِّ الهُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا كَرِيْمًا وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى مُبِيْنًاأما بعد. فَيَا عِبَادَ اللهِ! أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ اَلظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَّوْمَ الْقِيَامَةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالفَحْشَ، فَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الفَحْشَ وَلاَ التَّفَحُّش، وَإِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ، فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، أَمَرَهُمْ بِالْقَطِيْعَةِ فَقَطَعُوْا، وَأَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فبَخِلُوْا، وأمرهم بِالْفُجُوْرِ فَفَجَرُوْا". رواه أحمد وأبو داود Jamaah yang BerbahagiaMarilah kita senantiasa meningkatkan rasa takwa kepada Allah Subhanahu Wa Taala, dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi yang dilarangan. Allah sudah berjanji, bahwa bagi orang yang mau bertakwa, maka yang bersangkutan akan dianugerahi solusi atau jalan keluar dari segala permasalahan. Jamaah yang Dirahmati AllahUmat Islam jangan takut dengan sesuatu yang belum terjadi. Karena hakikatnya, semua hal yang ada di dunia ini, senantiasa tidak akan pernah lepas dari genggaman takdir Allah SWT. Termasuk dalam urusan dunia. Ibarat air sungai yang mengalir. Apa yang kita keluarkan dan ikhtiarkan senantiasa akan berganti dengan sesuatu yang lebih baik. Itu semua adalah tanda-tanda anugerah dari-Nya. Oleh karena itu, tidak patut bagi kita, bersifat berat tangan dari melakukan amal shalih selama di dunia ini. Yakinlah bahwa Allah Subhanahu Wa Taala pasti tidak akan menyia-nyiakan itu semua. Sungguh, Allah Maha Kaya lagi Maha Mengetahui. Sidang Jumat yang BerbahagiaAda kalimat bijak dari Sayyidina Ali ibn Abi Thalib karamallahu wajhah yang cukup menarik. Isi dari kalimat tersebut merupakan inti tema khutbah kali ini yakni الْبَخْيْلُ يَعِيْشُ عِيْشَ الْفُقَرَاء، وَيُحَاسَبُ حِسَابَ اْلأَغْنِيَاء
Khutbah I الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Menjadi sebuah keniscayaan bagi kita umat Islam untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt. Dengan keimanan, kita akan menjadi umat yang kuat dalam memegang prinsip dan keyakinan akidah serta mampu menjadi umat Islam yang semakin kuat dalam menjalankan ibadah. Dengan ketakwaan kita akan senantiasa berada pada jalur serta senantiasa taat pada aturan yang telah ditentukan dalam agama dengan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Iman dan takwa menjadi modal penting dalam meneguhkan keislaman sehingga kita tidak akan menghadap Allah swt kecuali dalam keadaan Islam. Allah menegaskan perintahnya dalam Al-Qur’an surat Al Imran ayat 102 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam”. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Saat ini kita sudah memasuki bulan Rabiul Akhir atau ada yang menyebutnya dengan Rabiuts Tsani. Bulan ini adalah bulan ke-4 dalam kalender Hijriah yakni setelah bulan Rabiul Awwal dan sebelum bulan Jumadil Ula. Para ulama menyebut bahwa yang pertama kali memberi nama bulan ini dengan sebutan Rabiul Akhir adalah buyut kelima Rasulullah saw bernama Kilab bin Murrah. Pemberian nama ini terkait dengan peristiwa alam yakni musim rabi atau musim semi yang terjadi di Jazirah Arab. Pada musim rabi’, tanaman dan rerumputan tumbuh subur dan pepohonan berbuah. Musim rabi’ ini sering berlangsung selama dua bulan sehingga muncullah dua nama bulan yakni Rabiul Awwal dan Rabiul Akhir. Jika Rabiul Awwal merupakan bulan yang identik dengan peristiwa lahirnya Nabi Muhammad saw, Rabiul Akhir juga memiliki beberapa peristiwa penting yang bisa diambil hikmahnya. Di antaranya adalah penurunan Surat al-Hasyr pengusiran yang disebabkan upaya pembunuhan kepada Rasulullah yang dilakukan oleh kaum Yahudi bani Nadir. Kaum ini adalah kaum yang pertama dikumpulkan dan diusir dari Madinah. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 2 هُوَ الَّذِيْٓ اَخْرَجَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِاَوَّلِ الْحَشْرِۗ Artinya “Dialah yang mengeluarkan orang-orang yang kufur di antara Ahlulkitab Yahudi Bani Nadir dari kampung halaman mereka pada saat pengusiran yang pertama.” Para ahli tafsir menyebut bahwa pengusiran terhadap kaum Yahudi itu terjadi karena dua hal yakni kepemimpinan Rasulullah yang tegas dan keridaan Allah terhadap umat muslim. Peristiwa lainnya yang terjadi pada Rabiul Akhir selanjutnya adalah sejarah diutusnya Khalid ibn al-Walid oleh Rasulullah saw kepada Bani al-Harits ibn Kab pada tahun 10 Hijriah. Berkat perjuangan Khalid, Bani al-Harits ibn Kab masuk Islam. Selain itu beberapa peperangan di zaman Nabi juga pernah terjadi pada bulan ini. Di antaranya adalah perang Dzat ar-Riqa pada tahun ke-4 Hijriah, perang al-Ghabah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw pada tahun ke-6 Hijriah, dan perang al-Ghamr yang dipimpin oleh Ukasyah ibn Mihshan. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Dari peristiwa yang terjadi di bulan Rabiul Akhir ini, mungkin kita bertanya-tanya, kenapa Nabi Muhammad sering melakukan peperangan?. Perlu diketahui, bahwa peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah adalah bukan memulai perang. Namun peperangan yang dilakukan oleh Nabi adalah dalam rangka membela diri. Saat di Makkah, Allah swt malah memerintahkan Nabi untuk tidak melawan. Namun setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad dan pengikutnya diizinkan untuk berperang melawan orang-orang yang selama ini memerangi kaum Muslimin. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al Hajj ayat 39 اُذِنَ لِلَّذِيْنَ يُقَاتَلُوْنَ بِاَنَّهُمْ ظُلِمُوْاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى نَصْرِهِمْ لَقَدِيْرٌ ۙ Artinya “Diizinkan berperang kepada orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa membela mereka.” Selain untuk membela diri, terjadinya peperangan di zaman Nabi adalah untuk memberi pelajaran terhadap musuh yang mencari gara-gara atau bersekongkol mengganggu umat Islam meskipun sudah ada perjanjian atau kerja sama. Peperangan ini adalah untuk melakukan penertiban atau penghukuman agar perjanjian yang telah dilakukan tidak dilanggar. Peperangan di zaman nabi juga terjadi guna menggagalkan rencana musuh yang mengancam keselamatan kaum muslim. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Selain diizinkannya Nabi Muhammad berperang dalam rangka membela diri, Allah juga telah menurunkan firmanNya kepada Nabi Muhammad untuk menjadi pelindung semua golongan termasuk mereka yang berbeda agama. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 6 وَاِنْ اَحَدٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ اسْتَجَارَكَ فَاَجِرْهُ حَتّٰى يَسْمَعَ كَلٰمَ اللّٰهِ ثُمَّ اَبْلِغْهُ مَأْمَنَهٗ ۗذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْلَمُوْنَ Artinya ”Jika seseorang di antara orang-orang musyrik ada yang meminta pelindungan kepada engkau Nabi Muhammad, lindungilah dia supaya dapat mendengar firman Allah kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengetahui.” Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari sejarah-sejarah yang terjadi di bulan Rabiul Akhir sekaligus mengerti apa yang terjadi dan alasan mengapa peristiwa tersebut terjadi. Hal ini ditujukan agar kita tidak salah dalam memahami sejarah sekaligus kita bisa mengambil ibrah atau hikmah dari peristiwa-peristiwa tersebut. Penting bagi kita untuk melihat masa lalu sebagai bekal untuk menghadapi masa depan. Kesuksesan yang terjadi dalam sejarah perlu dicontoh dan diwujudkan dalam kehidupan saat ini, sementara kegagalan dalam sejarah harus menjadi pelajaran dan diusahakan dengan sekuat tenaga untuk tidak terulang kembali. Allah berfirman dalam Surat Al-Hasyr ayat 18 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” Rasulullah pun bersabda مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ Artinya “Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka." HR Al-Hakim. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Semoga hadirnya bulan Rabiul Akhir ini menjadi momentum untuk terus belajar dari sejarah dan memehaminya dengan benar. Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang-orang yang sukses dalam mengarungi kehidupan ini dengan belajar dari sejarah. Amin بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ .اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Ustadz H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung. Sumber NU Online
Jakarta - Bulan Rabiul Awal sebentar lagi akan berakhir. Pada Jumat terakhir Rabiul Awal seorang khatib dapat menyampaikan tema-tema yang berkaitan dengan Rasulullah SAW, misalnya tentang sifat-sifat mulia pada diri seorang Rasulullah SAW. Harapannya seorang muslim yang mendengarkan khutbah tentang tema tersebut dapat meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah SAW. Kemudian sifat-sifat tersebut dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Khutbah Jelang Bulan Haji Menjaga Keselamatan dengan Sifat Tawadhu Naskah Khutbah Jumat Singkat Bersyukur dengan Berkurban Naskah Khutbah Jumat Kemuliaan Tamu Allah yang Melaksanakan Ibadah Haji Jika khatib belum ada referensi materi khutbah yang berkaitan dengan sifat-sifat mulia Rasulullah SAW, berikut ini bagikan teks materi khutbah Jumat tentang meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah SAW yang dikutip dari NU Online. Khutbah Pertama اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَ أَوْلِيَائِهِ بِأَنْوَارِ الْوِفَاقِ، وَرَفَعَ قَدْرَ أَصْفِيَائِهِ فِيْ الْأَفَاقِ، وَطَيَّبَ أَسْرَارَ الْقَاصِدِيْنَ بِطِيْبِ ثَنَائِهِ فِيْ الدِّيْنِ وَفَاقَ، وَسَقَى أَرْبَابَ مُعَامَلَاتِهِ مِنْ لَذِيْذِ مُنَاجَتِهِ شَرَابًا عَذْبَ الْمَذَاقِ، فَأَقْبَلُوْا لِطَلَبِ مَرَاضِيْهِ عَلَى أَقْدَامِ السَّبَاقِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ السَّبَاقِ، صَلَاةً وَسَلَامًا اِلَى يَوْمِ التَّلَاقِ أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً صَفَا مَوْرِدُهَا وَرَاقَ، نَرْجُوْ بِهَا النَّجَاَةَ مِنْ نَارٍ شَدِيْدَةِ الْاَحْرَاقِ، وَأَنْ يَهُوْنَ بِهَا عَلَيْنَا كُرْبُ السِّيَاقِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفَ الْخَلْقِ عَلَى الْاِطْلَاقِ، اَلَّذِيْ أُسْرِيَ بِهِ عَلَى الْبَرَاقِ، حَتَّى جَاوَزَ السَّبْعَ الطِّبَاقِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بالمؤمنين رَءُوفٌ رَّحِيمٌLanjutan Khutbah PertamaMa’asyiral Muslimin Rahimakumullah Teladan yang paling ideal untuk dijadikan contoh hidup di dunia adalah Nabi Muhammad saw, utusan Allah terakhir sebagai pamungkas para nabi yang semua sifat-sifatnya sangat mulia. Bahkan Allah memuji kemuliaan dan keluhuran etikanya dalam bersosial dengan masyarakat Makkah saat itu. Ia telah sukses dalam menyebarkan ajaran Islam di muka bumi ini. Oleh karena itu, pada momentum pelaksanaan shalat Jumat ini, mari kita renungkan segala sifat mulia Rasulullah untuk kita teladani dan kita tiru bersama, khususnya bertepatan dengan bulan Rabiul Awal yang diyakini sebagai bulan kelahirannya. Dengan harapan, semoga kita bisa menjadi umat yang dibanggakan dan dirindukan olehnya, sehingga bisa berada di bawah naungan syafaatnya kelak di hari kiamat, Amin. Salah satu sifat mulia Rasulullah adalah sebagaimana tergambar dalam surat At-Taubah ayat 128, Allah swt berfirman لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بالمؤمنين رَءُوفٌ رَّحِيمٌ Artinya “Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, dia sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” QS. At-Taubah [9] 128, ayat Al-Qur’an terkait dapat dilihat di siniLanjutan Khutbah PertamaMa’asyiral Muslimin Rahimakumullah Ada 4 sifat dan karakter mulia nan agung dalam diri Nabi Muhammad saw yang tergambar pada ayat di atas, yaitu; 1 Azizun; 2 Harishun; 3 Raufun; dan 4 Rahimun. 1. Azizun Berat terasa olehnya Maksud dari ¬Azizun yang memiliki arti berat terasa olehnya adalah bahwa semua kesengsaraan, kesusahan, kesedihan, dan hal-hal pahit lain yang dirasakan umat Islam juga dirasakan oleh Nabi Muhammad. Ia merasakan semua itu sebelum dirasakan oleh umatnya, bahkan semua waktu-waktu yang ia miliki hanya digunakan untuk memikirkan umatnya. Tidak hanya di dunia, Rasulullah juga selalu disibukkan dengan urusan-urusan umatnya ketika di akhirat. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Syekh Mutawalli asy-Sya’rawi dalam kitab Tafsir wa Khawathir juz I, halaman 593, ketika semua umat manusia dikumpulkan di mahsyar tempat berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari kubur. Saat itu, terik matahari begitu panas, api neraka berkobar, hisab amal kebaikan dan keburukan tak kunjung selesai. Di saat yang bersamaan, semua manusia dalam keadaan yang sangat bingung. Satu persatu manusia meminta pertolongan kepada paa nabi, namun mereka enggan untuk memberikan pertolongan. Mereka justru sibuk dengan urusan nasibnya sendiri. Akan tetapi, hal itu tidak dengan Rasulullah. Di tengah panasnya matahari dan kobaran api neraka yang terus membesar, ia justru bersujud kepada Allah dengan berkata “Allahumma ummati, ummati, ummati-Ya Allah, umatku, umatku, umatku” sambil menangis. Melihat Rasulullah menangis dalam keadaan bersujud, Allah berkata kepada Malaikat Jibril, “Pergilan kepada Muhammad, kemudian tanyakan, apa penyebab ia menangis.” Seketika itu malaikat Jibril langsung pergi untuk mendatangi dan menanyakan alasan Rasululah di balik keinginan dalam sujud dan tangisannya, ia menjawab, “Allah lebih tahu penyebab semua ini.” Mendengar jawaban Rasulullah, Jibril langsung menuju Allah untuk menyampaikan jawabannya. Setelah disampaikan, Allah berkata keada Jibril, فَقُلْ إِنَّا سَنُرْضِيْكَ فِي أُمَّتِكَ وَلَا نَسُوْؤُكَ Artinya “Maka katakanlah, Sungguh, Kami Allah akan membuatmu ridha dalam masalah umatmu, dan Kami tidak akan menyakitimu.”Lanjutan Khutbah Pertama2. Harishun sangat menginginkan keimanan Salah satu sifat mulia dalam diri Rasulullah adalah terdapat keinginan yang sangat besar agar semua umat manusia berada dalam keimanan dan cahaya hidayah, serta jauh dari semua bentuk kemusyrikan. Ambisinya yang sangat tinggi dalam mengajak manusia untuk memeluk ajaran Islam sangat tampak dari berbagai sepak terjangnya yang ia lewati. Misalnya, ketika rintangan datang silih berganti, permusuhan, fitnah yang bertebaran, serangan dan ancaman yang selalu berdatangan, tidak lantas mempengaruhi semangatnya dalam berdakwah dan melakukan upaya untuk menunukkan jalan yang benar kepada semua manusia. 3 dan 4 Rauufun Rahimun penyantun dan penyayang Selain sifat-sifat luhur yang telah disebutkan, dalam diri Rasulullah juga terdapat sifat yang sangat mulia, yaitu sebagai sosok yang sangat penyantun dan penuh kasih sayang. Imam al-Baghawi dalam tafsirnya Ma’alimut Tanzil mengutip salah satu pendapat ulama bahwa kasih sayang dan sikap santun Rasulullah tidak hanya kepada umat Islam yang taat saja, namun juga kepada mereka yang sering berdosa dengan banyak melakukan maksiat. Imam al-Baghawi mengatakan, قِيْلَ رَؤُوْفٌ بِالْمُطِيْعِيْنَ رَحِيْمٌ بِالْمُذْنِبِيْنَ Artinya “Dikatakan bahwa Rasulullah penyantun kepada orang-orang yang taat, dan penyayang kepada orang-orang yang berdosa.”Lanjutan Khutbah PertamaMa’asyiral Muslimin Rahimakumullah Itulah empat sifat mulia Rasulullah yang harus kita teladani bersama yang tergambar dalam surat At-Taubah ayat 128. Ia merupakan referensi yang sempurna bagi umatnya, dan menjadi contoh yang mulia bagi mereka yang hendak memperbaiki dirinya. Oleh karena itu, pada kesempatan shalat Jumat ini, mari kita mulai berbenah diri untuk berubah menjadi orang-orang yang lebih baik dan lebih mulia dengan cara meneladani empat sifat mulia Rasulullah, khususnya di bulan Rabiul Awal ini. Demikian khutbah pada siang hari ini. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk meningkatkan ibadah, ketakwaan, keimanan, dan menjauhi segala larangan. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah KeduaIlustrasi Idul Fitri, Idulfitri, Lebaran, Islami. Gambar oleh john peter dari Pixabay وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اَبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اَبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى اَبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اَبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اَبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Ustaz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan, Jawa Timur. NU Online Saksikan Video Pilihan IniTerekam Kamera, Detik-Detik Pemuda Tewas Tenggelam Tercebur Bersama Motornya di Trek Dam Teluk Penyu Cilacap* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
khutbah jumat tentang bulan rabiul akhir